 
                1. Backward Design
Backward Design adalah pendekatan perencanaan pembelajaran yang dimulai dari tujuan akhir. Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe dalam buku Understanding by Design. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, Backward Design sangat relevan dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Capaian Pembelajaran (CP).
Tahapan Backward Design:
- Identifikasi Hasil Akhir yang Diharapkan (Capaian Pembelajaran)
- Dalam Kurikulum Merdeka, ini setara dengan Capaian Pembelajaran (CP), yaitu kompetensi utama yang harus dicapai siswa di akhir jenjang atau fase tertentu.
- CP menjadi landasan utama dalam menentukan seluruh proses pembelajaran.
 
- Tentukan Bukti Pemahaman (Penilaian)
- Penentuan bukti keberhasilan siswa (misalnya melalui penilaian formatif, sumatif, proyek, atau portofolio) dirancang untuk mencerminkan pencapaian CP.
 
- Rancang Kegiatan Pembelajaran
- Setelah CP dan penilaian ditentukan, guru merancang kegiatan pembelajaran dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang mendukung siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
 
Kelebihan Backward Design:
- Fokus pada hasil belajar dan relevansi kegiatan pembelajaran.
- Membantu guru menyusun pembelajaran yang selaras dengan tujuan akhir (CP).
- Memberikan arah yang jelas dalam menilai keberhasilan pembelajaran.
2. Forward Design
Forward Design adalah pendekatan yang dimulai dari kegiatan pembelajaran terlebih dahulu, baru kemudian ditentukan tujuan dan penilaian. Pendekatan ini lebih tradisional dan sering digunakan dalam perencanaan kurikulum berbasis aktivitas.
Tahapan Forward Design:
- Merancang Aktivitas Pembelajaran
- Guru memulai dengan menentukan metode, media, dan aktivitas pembelajaran yang dianggap menarik atau efektif.
 
- Menyesuaikan Aktivitas dengan Tujuan Pembelajaran
- Setelah aktivitas dirancang, tujuan pembelajaran ditentukan agar relevan dengan kegiatan tersebut.
 
- Menentukan Penilaian
- Penilaian dirancang untuk mengukur hasil dari aktivitas pembelajaran.
 
Kekurangan Forward Design:
- Rentan terhadap ketidaksesuaian antara aktivitas dan capaian pembelajaran.
- Aktivitas sering kali tidak mendukung pencapaian kompetensi utama siswa.
Kaitannya dengan Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, Backward Design lebih sesuai karena pendekatan ini memberikan panduan yang jelas dalam menyusun TP, ATP, dan CP yang terintegrasi. Berikut penjelasannya:
1. Capaian Pembelajaran (CP)
- CP adalah kompetensi inti yang harus dicapai oleh siswa di setiap fase (Fase A hingga Fase F).
- Dalam Backward Design, CP menjadi titik awal perencanaan pembelajaran. CP membantu guru memahami “akhir” yang ingin dicapai sebelum merancang pembelajaran.
2. Tujuan Pembelajaran (TP)
- TP merupakan langkah-langkah konkret untuk mencapai CP. TP dirancang berdasarkan CP dan dipetakan secara bertahap dalam ATP.
- Dengan Backward Design, TP diformulasikan dengan mempertimbangkan bukti keberhasilan yang akan diukur.
3. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
- ATP adalah rangkaian logis TP yang membantu siswa mencapai CP secara sistematis. Dalam Backward Design, ATP dibuat dengan mengacu pada CP, lalu dipecah menjadi langkah-langkah pembelajaran yang progresif.
Contoh Implementasi:
- Backward Design: Guru menentukan CP terlebih dahulu (misalnya, siswa mampu membuat laporan eksperimen). Kemudian, guru menyusun TP yang mencakup langkah-langkah, seperti memahami metode ilmiah, melakukan eksperimen, dan menulis laporan. Aktivitas dirancang agar relevan dengan CP.
- Forward Design: Guru memulai dengan aktivitas menarik, misalnya “membuat poster ilmiah.” Setelah itu, baru dirancang TP dan penilaian, yang terkadang tidak sepenuhnya mendukung CP.
Pendekatan Backward Design lebih sesuai untuk Kurikulum Merdeka karena:
- Memberikan kejelasan dalam hubungan antara CP, TP, dan ATP.
- Memastikan bahwa aktivitas pembelajaran benar-benar mendukung capaian akhir. Sebaliknya, Forward Design cenderung menghasilkan aktivitas yang kurang terarah, meskipun kreatif, sehingga kurang ideal dalam memastikan ketercapaian CP.

Diagram di atas menggambarkan perbedaan utama antara Backward Design dan Forward Design dalam konteks pembelajaran:
- Backward Design:
- Proses dimulai dari Capaian Pembelajaran (CP) sebagai hasil akhir yang ingin dicapai.
- Selanjutnya, dirumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) sebagai langkah-langkah konkret.
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dirancang untuk mendukung pencapaian TP dan CP.
 
- Forward Design:
- Dimulai dari aktivitas pembelajaran (digambarkan oleh ATP) tanpa langsung mempertimbangkan hasil akhir.
- Setelah itu, dirumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan disesuaikan dengan aktivitas.
- Baru pada tahap akhir ditentukan Capaian Pembelajaran (CP).
 
Diagram ini menunjukkan alur logis yang berbeda, dengan Backward Design lebih sesuai untuk memastikan bahwa setiap langkah pembelajaran selaras dengan kompetensi inti yang ingin dicapai.
